chichibugardendesign.com

Taman Kering dalam Budaya Indonesia

Taman kering di Indonesia bukan sekadar ruang hijau atau tempat bersantai. Taman kering memiliki makna lebih dalam, yakni sarat dengan nilai budaya, spiritual, dan simbolik yang melekat pada setiap suku di Nusantara. Konsep taman kering yang diterapkan di Indonesia berbeda dengan taman kering dari luar negeri karena mengandung filosofi dan kearifan lokal yang kuat. Dengan menggabungkan konsep taman kering modern seperti xeriscape, taman kering Indonesia tidak hanya indah tetapi juga bermakna.

Ketika berbicara tentang taman kering kebanyakan mengarah ke taman jepang (Zen Garden) atau taman bergaya Mediterania. Padahal negeri Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dimana setiap suku bangsa memiliki cara pandang unik terhadap alam. Jika konsep ini diterapkan dengan prinsip taman kering modern seperti xeriscape (hemat air dan perawatan) maka akan menghasilkan taman yang bukan hanya indah tetapi menjadi memiliki makna filosofis.

Berikut saran konsep filosofi dan estetikanya  dalam budaya Indonesia yaitu :

1.Taman Keraton Jawa (Taman kering dengan simbol keseimbangan Kosmos)

Dalam tradisi Jawa, taman bukan sekadar dekorasi, tetapi gambaran miniatur jagat raya. Elemen seperti kerikil putih atau pasir menggantikan air sebagai simbol kesucian, menciptakan kesan tenang dan penuh makna

Taman kering

2.Taman Bali (Taman kering dengan Spiritualitas dan Estetika Ritual)

Warga Bali menyatukan keindahan visual dengan unsur spiritual. Batu besar yang mewakili gunung suci, serta tanaman tropis tahan panas seperti agave, menciptakan suasana meditatif. Filosofi Tri Hita Karana menjadi dasar dari harmoni ruang ini.

Taman kering

3.Taman Sunda (Taman kering dengan kesederhanaan dan keakraban alam)

Falsafah hidup masyarakat Sunda yang bersahaja tercermin dari elemen seperti batu kali, bambu kecil, dan tanaman perdu. Filosofi “silih asih, silih asah, silih asuh” memperlihatkan hubungan manusia dengan alam dan sesama.

Taman kering

4.Taman Batak (Taman Kering dengan kekuatan dan identitas)

Masyarakat Batak dikenal dengan simbol-simbol kekuatan dan keteguhan. Dalam pembuatan taman kering bisa dieksepresikan melalui batuan besar sebagai tempat duduk, tanaman keras seperti pohon bonsai dengan batang kuat. Filosofinya taman bukan hanya sekedar ruang indah tetapi mencerminkan karakter Tangguh pemiliknya.

Taman kering

5.Taman Melayu (Taman kering dengan kelembutan dan keanggunan)

Folosofi taman melayu biasanya menonjolkan keindahan bunga dan makna sosial sebagai tempat berkumpul. Dalam versi taman kering, bunga seperti bougenville, kamboja atau adenium bisa menjadi pilihan. Warna-warna cerah berpadu dengan ornamen ukiran kayu khas Melayu menghadirkan suasana anggun dan ramah. Filosfi yang dibawa adalah taman sebagai ruang silahturahmi yang mempererat hubungan sosial.

Taman kering

Dengan manambahkan nilai budaya Nusantara kedalam taman kering, kita tidak hanya menciptakan taman tetapi juga menghadirkan identitas bangsa. Setiap elemen seperti batu, pasir hingga ornamen lain yang kita tambahkan memiliki cerita yang bisa diceritakan kepada generasi berikutnya. Hal ini membuat taman kering di Indonesia berbeda dengan taman kering diluar negeri dan mencerminkan kearifan lokal serta spiritualitas masyarakat Indonesia.

Jenis Tanaman yang Cocok untuk Lanskap Hemat Air

Dalam menciptakan lanskap yang mudah dirawat dan tahan terhadap cuaca panas, pemilihan tanaman menjadi faktor penting. Beberapa jenis flora lokal terbukti sangat adaptif terhadap iklim Indonesia yang cenderung tropis kering di beberapa wilayah.

Tanaman seperti agave dan sansevieria (lidah mertua) dikenal karena daya tahannya terhadap kekeringan serta bentuknya yang unik. Sementara itu, bougenville dan kamboja Bali menambah nuansa warna dan keindahan visual. Selain keunggulan estetika, tanaman-tanaman ini juga memerlukan perawatan yang relatif rendah dan tahan terhadap paparan sinar matahari langsung.

Memadukan beberapa jenis dalam satu area bisa menciptakan keseimbangan antara bentuk, warna, dan tekstur, sekaligus mempertahankan prinsip efisiensi dalam pemeliharaan.

Susunan dan Penataan Area

Agar ruang terbuka yang dirancang tidak hanya indah dipandang tetapi juga fungsional, pembagian area menjadi penting. Dengan penataan yang tepat, elemen-elemen dekoratif dapat bekerja maksimal dalam menciptakan suasana yang harmonis.

  • Zona Depan (Area Sambutan): Gunakan jalur pijakan dari batu alam, ditambah elemen patung budaya atau tanaman bunga berwarna cerah untuk menyambut tamu dengan kehangatan.

  • Zona Tengah (Pusat Perhatian): Tempatkan satu pohon dominan seperti kamboja sebagai titik fokus, kemudian kelilingi dengan batu kerikil dan tanaman sukulen untuk memberikan tekstur.

  • Zona Pinggiran: Pilihan tanaman kecil seperti lidah mertua, rumput hias, atau perdu tropis bisa difungsikan sebagai pembatas alami.

  • Elemen Tambahan: Air mancur berukuran kecil ala keraton Jawa atau pelinggih khas Bali dapat menjadi aksen lokal yang memperkuat karakter area.

Dengan pendekatan ini, ruang luar Anda bisa tampil rapi, teratur, dan tetap mempertahankan nilai-nilai estetika lokal.

Estimasi Biaya Pembuatan

Dari segi anggaran, rancangan semacam ini cenderung lebih terjangkau dibandingkan jenis taman dengan kebutuhan air dan pemeliharaan tinggi. Ada beberapa aspek utama yang mempengaruhi total biaya:

  • Ukuran Area: Semakin luas ruang yang ingin ditata, semakin tinggi pula anggaran yang dibutuhkan.

  • Jenis Tanaman: Spesies lokal umumnya lebih murah dan mudah diperoleh dibandingkan varietas impor.

  • Material Pelengkap: Batu hias, kerikil, dan ornamen budaya memiliki kisaran harga yang bervariasi tergantung kualitas dan sumber.

  • Biaya Tenaga dan Desain: Jasa profesional seperti desainer lanskap atau tukang taman biasanya dihitung per meter persegi, tergantung kompleksitas desain.

Dengan perencanaan yang matang, biaya tetap bisa dikendalikan tanpa mengorbankan hasil akhir yang estetis.

Penggunaan Metode Xeriscape dalam Taman Kering

Metode xeriscape awalnya popular dinegara seperti amaerika serikat terutama didaerah gurun seperti Colorado dan Arizona. Xeriscape berarti mengatur taman agara hemat air, minim perawatan tetapi tetap memiliki keindahan estetika. Prinsipnya adalah memilih tanaman yang tahan kering, menggunakan sistem irigasi tetes jika diperlukan serta memanfaatkan batu, kerikil dan pasir sebagai elemen desain yang memperkuat suasana alami. Desain xeriscape tidak hanya soal teknis hemat air tetapi juga soal keindahan visual. Ada beberapa elemen yang bisa diadaptasi yaitu

  1. Hardscape Dominan
    Batu alam, kerikil, paving hingga pasir putih menjadi latar utama. Ini cocok dipadukan dengan gaya taman seperti taman Sunda yang sederhana dan menyatu dengan alam.
  2. Tanaman dalam kelompok
    Menanam tanaman sejenis dalam kelompok kecil lebih hemat air dan menciptakan kesan natural. Misalnya rumpun lidah mertua atau kaktus mini bisa memperkuat karakter taman kering modern.
  3. Integrasi budaya lokal
    Patung batu ala Bali, ukiran kayu ala Melayu bisa dijadikan ciri khas agar desain taman tidak hanya modern tetapi juga berakar pada identitas Nusantara.

 

Menyelaraskan nilai budaya Nusantara dalam desain lanskap yang hemat air adalah langkah cerdas dan penuh makna. Perpaduan antara prinsip modern dan filosofi lokal menghasilkan ruang yang tidak hanya fungsional, tetapi juga merepresentasikan jati diri bangsa.

Chichibu Garden, sebagai penyedia layanan profesional di Medan, siap membantu Anda mewujudkan ruang hijau yang sesuai nilai dan karakter yang diinginkan. Konsultasikan ide Anda bersama kami untuk mewujudkan taman yang bukan hanya indah, tetapi juga bermakna.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *